Penjualan Motor Listrik Anjlok, Dealer Kewalahan dengan Stok yang Menumpuk

Jakarta – Tren penjualan motor listrik di Indonesia mengalami penurunan drastis dalam beberapa bulan terakhir. Sejumlah dealer di berbagai kota mengaku kesulitan menjual unit yang tersisa, bahkan beberapa stok menumpuk tanpa ada kejelasan kapan akan terjual.

Padahal, pemerintah telah menggulirkan berbagai insentif, termasuk subsidi Rp7 juta per unit untuk motor listrik tertentu. Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa antusiasme masyarakat mulai menurun, menyebabkan para dealer dan produsen menghadapi tantangan besar.


Faktor Penyebab Lesunya Penjualan Motor Listrik

Menurut pengamatan para pelaku industri, ada beberapa faktor utama yang menyebabkan penurunan minat masyarakat terhadap motor listrik:

1. Infrastruktur Pengisian Daya yang Masih Minim

🚧 Salah satu kendala terbesar adalah kurangnya stasiun pengisian baterai (SPBKLU) di berbagai daerah. Pengguna motor listrik sering kesulitan menemukan tempat untuk mengisi daya, terutama bagi mereka yang tinggal di apartemen atau rumah tanpa fasilitas pengisian yang memadai.

2. Daya Tahan dan Keandalan Baterai Diragukan

🔋 Banyak calon pembeli masih ragu dengan daya tahan baterai dan performa motor listrik, terutama dalam penggunaan jarak jauh. Beberapa pengguna mengeluhkan bahwa daya baterai cepat habis dan waktu pengisian ulang yang terlalu lama dibandingkan motor berbahan bakar bensin.

3. Harga yang Masih Dianggap Mahal Meski Ada Subsidi

💰 Meskipun ada subsidi pemerintah, harga motor listrik masih dianggap tinggi jika dibandingkan dengan motor bensin sekelasnya. Beberapa model motor listrik berkisar antara Rp20-30 juta setelah subsidi, sedangkan motor bensin dengan spesifikasi serupa bisa didapat dengan harga lebih terjangkau.

4. Kurangnya Pilihan Model dan Performa yang Terbatas

🏍 Konsumen masih menganggap bahwa motor listrik belum memiliki varian yang cukup banyak dan masih kalah dalam hal kecepatan, tenaga, serta fleksibilitas dibandingkan motor bensin.

5. Kekhawatiran akan Biaya Perawatan dan Harga Jual Kembali

🔧 Tidak seperti motor bensin yang memiliki ekosistem bengkel luas, jaringan servis dan suku cadang motor listrik masih terbatas. Selain itu, harga jual kembali motor listrik masih menjadi tanda tanya besar, karena teknologi baterai bisa mengalami degradasi seiring waktu.


Dealer Kewalahan dengan Stok yang Menumpuk

Dealer motor listrik di berbagai daerah mengeluhkan menurunnya permintaan, membuat stok unit yang belum terjual semakin banyak.

“Sejak akhir tahun lalu, penjualan turun drastis. Stok di gudang semakin penuh, sementara permintaan dari pelanggan makin sedikit,” ujar Fajar Hidayat, seorang pemilik dealer motor listrik di Jakarta Timur.

Salah satu strategi yang mulai diterapkan oleh dealer adalah memberikan diskon tambahan di luar subsidi pemerintah serta menawarkan skema kredit dengan bunga rendah. Namun, strategi ini belum cukup efektif untuk mengatasi rendahnya minat pasar.


Respons Pemerintah dan Produsen Motor Listrik

Menghadapi situasi ini, pemerintah bersama produsen motor listrik mulai mengevaluasi kebijakan terkait. Beberapa langkah yang direncanakan untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap motor listrik antara lain:

1. Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pengisian Daya

🔌 Pemerintah berencana untuk menambah jumlah SPBKLU di berbagai kota besar dan mendorong penggunaan stasiun pengisian daya di tempat-tempat umum seperti pusat perbelanjaan dan kantor pemerintahan.

2. Insentif Tambahan untuk Pembeli Motor Listrik

🏆 Wacana meningkatkan besaran subsidi atau memberikan insentif tambahan seperti pajak kendaraan nol persen sedang dikaji agar motor listrik menjadi lebih kompetitif dibandingkan motor konvensional.

3. Penyesuaian Harga dan Model yang Lebih Variatif

🚲 Produsen motor listrik seperti Gesits, Volta, Selis, dan Viar dikabarkan tengah bersiap menghadirkan model baru dengan harga lebih kompetitif dan performa lebih baik untuk menarik perhatian konsumen.

4. Program Tukar Tambah Motor Bensin ke Motor Listrik

🔄 Salah satu ide yang sedang dibahas adalah skema trade-in, di mana pemilik motor bensin bisa mendapatkan potongan harga lebih besar saat beralih ke motor listrik.


Kesimpulan: Masa Depan Motor Listrik di Indonesia

Meskipun mengalami penurunan penjualan saat ini, motor listrik tetap memiliki potensi besar untuk berkembang di masa depan, terutama dengan dukungan kebijakan pemerintah dan inovasi dari produsen.

Namun, tantangan infrastruktur, harga, dan kepercayaan konsumen harus segera diatasi agar motor listrik bisa benar-benar menjadi pilihan utama bagi masyarakat Indonesia.

Bagaimana menurut Anda? Apakah motor listrik sudah siap menjadi kendaraan utama di Indonesia, atau masih perlu banyak perbaikan sebelum bisa menggantikan motor bensin? 🚀